Rabu, 22 Juni 2016

Keunikan Radio

Haiiii guysss, kemarin kan udah nih kita jelasin tentang sejarah radio, program apa aja yang ada di radio, dan segala macem tentang radio hehehehe. Kurang lengkap yahhh rasanya kalo kalian belum tau tentang keunikan radio. Radio nggak cuma buat dengerin dan salam-salam doang lohh guys :D Keunikannya apa yah kira-kira??? Yukkk kita simak bareng-bareng ^^

Keunikan radio dibanding media massa lainnya:

1. Melalui radio seseorang dapat menerima informasi dengan cepat dan langsung karena dengan telepon penyiar radio dapat menerima informasi secara langsung dan dapat disampaikan atau dilaporkan padan pendengarnya. Selain itu prosesnya juga tidak selama koran ataupun televisi yang harus melewati berbagai tahap untuk di beritakan/informasikan pada khalayak.


2. Radio dapat memberi informasi tentang daerah sekitarnya seperti tentang lalu-lintas, kemacetan, kecelakaan, ataupun cuaca sehingga masyarakat memiliki pengetahuan tentang lingkungannya dan bisa membuat persiapan apabila ingin berpergian jauh.


3. Dengan radio seseorang dapat mendengar dimanapun dengan perangkat yang sudah bermacam-macam saat ini. Radio juga fleksibel karena dapat dinikmati atau didengar kapanpun walau saat  melakukan suatu hal. Contohnya kita tetap bisa mendengar radio sambil memasak, bekerja dan mengendarai.


4. Radio dapat menyentuh aspek pribadi (interpersonal communications) pendengar secara langsung. Ada kedekatan tersendiri daripenyiar radio ke pendengarnya. Misalnya: radio dapat dijadikan media untuk mencurahkan hati dengan bercerita melalui telepon kepada penyiar radio tersebut.


5. Radio merupakan media yang paling murah dibandingkan media televisi, internet atau media lainnya. Untuk mendengarkan berita seseorang tidak dimintai atau dipungut biaya sepeser pun.


6. Tidak hanya menerima informasi melaui radio seseorang dapat mendengarkan musik yang bisa merelaksasikan pendengarnya bahkan berkirim pesan atau lagu bisa diminta sesuai dengan pilihan pendengar karena ada beberapa acara yang memberikan kesempatan bagi pendengarnya untuk berkirim pesan satu dengan yang lain atau request lagu melalui pesan.


7. Di samping itu radio juga dapat dimanfaatkan bagi para pebisnis atau pengusaha dalam memperkenalkan/mempromosikan baik itu bisnis atau produk yang dimilikinya. Sosialisai terhadap program pemerintah juga dapat dilakukan melalui media telekomunikasi radio ini.




Sumber: http://www.komunikasi.us/index.php/course/3284-manfaat-radio-yang-membuatnya-bertahan-hingga-saat-ini

Bye Radio

Sandiwara Radio kini seolah tinggal kenangan. Bahkan hiburan yang digandrungi di era 80-an itu kini sulit untuk kembali lagi. Kalaupun ada masyarakat tidaklah seantusias seperti kejayaannya. Itu pun hanya beberapa radio yang menyiarkannya.
Perkembangan zaman melalui media audio visual memang merubah segalanya. Hiburan yang mengudara itu kini sudah tergerus dengan modernisasi.
Pada masa kejayaannya sandiwara radio sangat ditunggu-tunggu. Mengandalkan teknik audio dan pembawa acara yang hebat seolah membawa pendengar masuk ke jalannya cerita.
Pendengar bebas untuk menciptakan sosok, menciptakan adegan, sesuai keinginan dan sesuai imajinasi masing-masing. Ini dinamakan Theatre of mind. Hal itu tentu tidaklah didapat di media audio visual seperti televisi.
Cerita tentang Mak Lampir misalnya dalam Misteri Gunung Merapi. Efek-efek suara menyeramkan membuat pendengar merasakan betapa menyeramkan sosok nenek tua itu. Apalagi saat tertawa. hiihiihiiii!
Pada saat itu sandiwara radio mendapatkan tempat tersendiri di kalangan masyarakat. Stasiun radio bersaing untuk menampilkan hiburan dunia dongeng bersuara ini.
Setelah lelah beraktivitas setiap harinya masyarakat selalu berkumpul mengelilingi radio hanya untuk menantikan sandiwara radio.
Jika siaran melemah karena hal teknis pendengar otomatis akan menempelkan telinga ke sumber suara karena tidak ingin ketinggalan jalan ceritanya. Menarik bukan?
Kalau Anda termasuk golongan yang melintas tahun 1980-1990, nama judul Saur Sepuh, Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, Mak Lampir tentulah tidak asing lagi. Keberadaan sandiwara radio memunculkan nama-nama tenar seperti Ferry Fadly, Elly Ermawati, Ivone Rose, Maria Oentoe, Anna Sambayon, Idris Apandi dan lainnya.
Namun dunia itu berputar. Globalisasi tak dapat dihindari lagi. Paling tidak itu dialami salah satu pemeran sandiwara radio di Radio Garuda 105,5 FM Bandung. Iwan Irawan L yang merupakan salah satu pemeran sandiwara radio dengan dongeng karakter tokoh Sunda berjudulkan 'Sempal Guyon Parahyangan Si Kundang'.
Pria 50 tahun ini selalu memerankan tokoh pemberi nasihat dalam setiap kisah. Di selingi bodoran nyata namun penuh makna membuat Sempal Guyon memiliki tempat di hati masyarakat Jawa Barat.
"Sandiwara Radio ini memang membuat hiburan buat semua orang. Semua menanti dongeng-dongeng terbaru yang akan disiarkan," kata Iwan kepada merdeka.com, Sabtu (4/5).
Iwan memang baru sekitar tahun 1990 an mulai menjadi salah satu pemeran di dongeng suara itu. Saat itu Iwan yang kerap memiliki nama 'udara' Kang Iwan atau Iwan Bogalakon yang berduet dengan Alm Tisna Sunatera sebagai pemeran utama.
Tisna kata Iwan bisa memerankan 14 suara berbeda, dibantu dengan pemeran Wanita Andi R Johari. "Sandiwara Radio kita sangat natural, kalau bercanda lempar, ya lempar sekalian, pukul-pukul sekalian," paparnya canda.
Benar bahwa sandiwara radio memang membawa pendengar selalu berimajinasi ditambah efek suara yang dikeluarkan. Iwan pernah merasakan bagaimana rasanya diidolakan pendengar. Tak jarang pendengar setia memberikan macam-macam hadiah.
"Makanan datang ke kantor, sampai saya gemuk gini karena jadi pembawa acara di radio," tuturnya.
Sedikit demi sedikit pecinta Sandiwara Radio kini mulai hilang. Apalagi ketika pertengahan 2000 di mana dongeng-dongeng itu sudah mulai tidak diminati lagi. Kebanyakan orang lebih memilih media televisi sebagai radio.
Melalui andalan audio visual, orang mulai beralih. "Mungkin memang eranya sudah seharusnya berubah, saya sangat kangen dengan dunia radio," jelas pria yang kini bekerja di dinas pemadam kebakaran kota Bandung ini.
Sandiwara radio memang tinggal kenangan karena keberadaannya sudah digantikan film dan sinetron. Perlu diingat Sandiwara Radio benar-benar menampilkan suatu hiburan berbeda pada masanya.
"Keberadaan sandiwara radio di hati para pendengarnya akan selalu di ingat," kisahnya.
Hiburan era 80-an itu telah hilang ....dan tak akan tumbuh lagi

sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-sandiwara-radio-yang-punah-tergerus-televisi.html

Radio Internasional Masa Lalu dan Masa Kini

Hasil gambar untuk bye radio illustration


Kabar mengenai gugurnya satu persatu siaran radio Internasional berbahasa Indonesia pada akhirnya terdengar juga. Dewan Pengelola Penyiaran Voice of America (VOA) mengajukan proposal pengurangan sejumlah layanan siaran bahasa asing ke Kongres AS, termasuk siaran berbahasa Indonesia yang sudah mengudara selama 73 tahun.

Bagi pendengar radio siaran internasional, rasanya ini bukan kabar yang terlalu mengejutkan. Dalam kurun waktu sekitar 10 tahun terakhir, satu per satu siaran radio internasional memangkas siaran mereka atau malah turun sekaligus dari udara. Dari enam “raksasa” radio internasional siaran Bahasa Indonesia, tinggal Radio Jepang NHK World yang masih bertahan di udara.

Yang lainnya, seperti Radio Australia, Deutsche Welle, dan BBC sudah pamit dari gelombang SW dan menyisakan siaran internet serta kerjasama siaran dengan sejumlah radio lokal di Indonesia. Sementara Radio Nederland Siaran Indonesia (RANESI) tidak pakai basa basi lagi dan langsung menutup total siaran Indonesianya.

Isyarat itu memang sudah lama terdengar. Dalam setiap pertemuan rutin para punggawa radio internasional, kasak-kusuk selalu beredar. 
Ketika tahun 2012 VOA mulai menutup sejumlah pemancar gelombang pendek (SW) nya, maka banyak yang memperkirakan ini hanya soal menghitung hari saja. Akankah rekomendasi Dewan Pengelola Penyiaran VOA akhirnya benar-benar mewujudkan kasak-kusuk itu?
Yang rasanya lebih patut menjadi pertanyaan adalah: Kenapa? Jawaban paling standar dari para pengelola radio itu adalah pudarnya pamor radio siaran internasional, serta kemajuan teknologi media yang pada akhirnya memberikan lebih banyak pilihan kepada para pendengar.

Padahal pernah ada masa jauh sebelum teknologi internet membuat dunia jadi tanpa batas, radio siaran internasional yang mengudara di gelombang pendek (SW) sudah lebih dulu mengajak pendengarnya mengglobal. Pendengar di berbagai pelosok Indonesia sekalipun bisa mengikuti perkembangan dunia, mulai dari informasi-informasi aktual sampai ke pelajaran-pelajaran bahasa asing gratis.

Klub-klub pendengar pun bermunculan dengan anggota dari berbagai daerah dan bahkan ikatan persaudaraan antar mereka dengan para penyiarnya yang masih sangat erat hingga kini.

Pernah ada masa ketika media-media di Indonesia tidak bisa bicara banyak menghadapi pemberangusan informasi oleh pemerintah berkuasa, kabar paling aktual tentang negara ini justru disiarkan dari radio-radio internasional ribuan kilometer di seberang laut seperti BBC atau Radio Australia. Disinilah muncul era legenda-legenda radio seperti Ebet Kadarusman dan Nuim Khaiyat yang tiada duanya.

Ah, mengenang masa-masa jaya radio itu memang indah. Namun perubahan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dilawan dengan kenangan seindah apapun.

Pertanyaannya sekarang adalah maukah kita mengikuti perubahan itu? “Kita” di sini mengacu ke orang radio itu sendiri, bukan pendengar. Pendengar justru lebih cepat move-on di tengah maraknya berbagai pilihan media. Mereka hanyalah konsumen yang memilih mana yang lebih baik dari berbagai pilihan yang ada.

Teknologi Baru
Secara teknologi ada yang namanya Digital Radio Mondialle (DRM). Secara sederhana teknologi ini memungkinkan gelombang analog termasuk SW yang dianggap jadul itu bisa mengangkut sinyal-sinyal  digital termasuk sinyal suara dengan kualitas suara yang jernih.

Orang yang pernah mendengarkan radio SW yang kresek-kresek pasti amat bisa menghargai teknologi ini. Bayangkan gelombang SW dengan jangkauan sampai ribuan kilometer itu kualitasnya bisa digital. Ini mimpi yang jadi nyata! Tapi sayangnya teknologi ini belum berkembang pesat, meskipun sudah diujicobakan beberapa lembaga penyiaran termasuk BBC dan Deutsche Well dan juga VOA sendiri.

Selain itu nyaris semua radio kini juga sudah mengadaptasi teknologi online yang semakin berkembang pesat. Rasanya sudah ketinggalan jaman sekali kalau ada radio yang tidak memiliki streaming online. Teknologi ini memungkinkan siaran radio kembali mengglobal seperti masa-masa siaran SW dulu bahkan jangkauannya bisa lebih luas lagi.

Ada pula teknologi yang disebut podcasting yang memungkinkan potongan-potongan audio siaran radio disimpan dan didengarkan kapanpun, ibarat menggunting  potongan artikel di koran untuk kemudian dibaca belakangan. Berbagai radio internasional itupun kini sudah memanfaatkan media sosial. Facebook VOA siaran Indonesia misalnya baru saja merayakan 2 juta pengikut.

Upaya menjangkau lebih banyak pendengar juga dilakukan radio-radio siaran internasional itu dengan menggandeng radio afiliasi di Indonesia untuk mengudarakan acara-acara mereka. VOA misalnya memiliki lebih dari 200 radio afiliasi di seluruh Indonesia. Begitu juga dengan BBC, Radio Australia, Deutsche Welle dan Radio Jepang NHK World.

Masalahnya kenapa semua upaya itu masih berujung pada penutupan berbagai radio siaran internasional? Kata kuncinya mungkin ada di satu hal yang paling penting dari semua hal diatas, satu hal yang paling prinsip dari media apapun. Kata kunci itu adalah “KONTEN!”

Bicara konten, ada satu contoh kisah paling menarik yang datang dari negara asal VOA sendiri. Di awal tahun 2006 Howard Stern, salah satu host radio paling kontroversial namun dengan jumlah pendengar yang tinggi, memulai siaran di salah satu penyedia radio satelit berlangganan. Fenomena Stern ini melabrak pemikiran konvensional tentang radio yang yang bersifat “free to air” alias gratis.

Bayangkan, untuk mendengarkan acaranya, pendengar harus membayar biaya langganan radio satelit dan punya perangkat penerima khusus yang jauh berbeda dari radio biasa. Toh pendengarnya tetap berbondong-bondong pindah walau harus membayar. Mengapa? Terlepas dari sosok Stern yang sangat kontroversial, ini adalah contoh betapa konten jauh lebih penting dari segala perkembangan teknologi itu.

Orang mendengarkan siaran radio karena isinya, karena kontennya, bukan karena teknologi. Konten lah yang mendatangkan jumlah pendengar atau audience. Jadi memutuskan mengakhiri siaran karena alasan survei  jumlah pendengar yang menurun sama saja dengan mempertanyakan apakah SDM-SDM nya cukup segar untuk menyajikan konten-konten bermutu, atau malah tengah terjebak dalam kerumitan rutinitas-rutinitas pekerjaan sehingga tidak sempat melihat dan mengikuti berbagai perkembangan baru di luar sana?
Atau jangan-jangan SDM dan manajemennya masih asik hidup di masa kejayaan radio di masa lalu?

Banyak memang yang mengaitkan siaran radio internasional dengan mesin propaganda di masa perang, mulai dari era perang dunia pertama sampai ke era perang dingin. Namun era itu sudah lama berlalu. Saat ini adalah masa-masanya soft diplomacy dan justru disitulah radio-radio internasional ini menjadi semakin relevan keberadaannya, dan rasanya tidak ada orang yang lebih paham tentang soft diplomacy selain Barack Obama.

Rane Hafied - mantan penyiar Radio Singapura Internasional dan Radio Jepang NHK World
sumber: http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/606105-radio-siaran-internasional-antara-masa-lalu-dan-masa-kini

Format Program Radio

Dalam penyajian siaran radio ada dikenal istilah yang disebut format. Menurut Pringle-starr mcCavitt (1991) seperti dikutip Morissan (2005: 108), the programming of most stations is dominated by one principle content element or sound, know as format (format sebagian besar stasiun radio di dominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format).

Pengertian format program mengacu pada perencanaan, penyajian suatu program yang didasari isi materi siarannya.Format produksi mengandung pengertian bagaimana suatu program disajikan secara tekniknya. Sedangkan format siaran atau lebih dikenal dengan format stations dapat dimaknai sebagai bentuk kepribadian suatu stasiun penyiaran radio sebagaimana dapat didengarkan dari program siarannya. Untuk menjelaskan secara detailnya, berikut dapat dilihat format-format radio di bawah ini:

1. News/ Berita, format penyajian siarannya porsi dominannya adalah berita dan program-program interview. Contoh segala isu aktual seputar politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya.


2. Talk/Bincang-Bincang, format yang memfokuskan mengenai topik atau isu-isu aktual untuk diperbincangkan.


3. Adult contempory, format ini berisi lagu-lagu yang dikhususkan kepada pendengar dewasa dengan kisaran usia 25 tahun hingga 45 tahun, yang diselingi info politik, ekonomi, dan budaya.


4. Top 40, format yang dikhususkan pendengar muda dengan rentan usia 12 tahum sampai 21 tahun. Kriteria lagunya pop terbaru atau new entry yang terdaftar dalam deretan 40 tangga lagu.


5. Album Oriented Rock, format didasarkan pada album-album yang bergenre rock.


6. Dangdut, format musiknya full dangdut dan melayu.


7. Pop Indonesia, materi siarannya mengenai lagu-lagu pop Indonesia.


8. Humor, materi siarannya cenderung humor dan mengandung unsur lucu.





Sumber: https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01103-MC%20Bab2001.pdf

Rabu, 30 Maret 2016

Sejarah dan Perkembangan Radio

Hello there guys!
 Setelah kita tau sedikit banyak tentang fungsi radio yang kita post sebelumnya, kali ini kita akan bahas nih, kira-kira gimana sih awal mulanya, kok bisa akhirnya muncul adanya radio sebagai media kita berkomunikasi? Penasaran? Yuk scroll down ;)


Hasil gambar untuk radio




SEJARAH, PENEMU DAN PERKEMBANGAN RADIO

Hasil gambar untuk joseph henry
Joseph Henry

a.      Peran Joseph Henry & Michael Faraday
Pada tahun 1831 secara terpisah Joseph Henry, profesor dari Pinceton University, dan fisikawan Inggris Michael Faraday mengembangkan teori induksi. Percobaan mereka terhadap elektromagnet membuktikan arus listrik di sebatang kawat dapat menimbulkan arus di batang kawat lain, meski keduanya tidak berhubungan.
Hasil gambar untuk michael faraday
Michael Faraday
-          Michael Faraday dari Inggris mengembangkan teori yang menyatakan bahwa perubahan medan magnet dalam sebuah circuit listrik dapat menghasilkan arus atau gaya gerak listrik dalam kawat/circuit lain. Teori ini dikenal sebagai induktansi.
-          Pada tahun yang sama, Joseph Henry, seorang professor di Princeton, secara bersamaan sedang mengerjakan teori yang mirip mengenai relay elektromagnetik. Keduanya diberikan paten masing-masing. Henry mengantongi paten untuk induktansi diri dan Faraday untuk induktansi bersama.





b.     
Peran James Clerk Maxwell & Heinrich Hertz
Pada tahun 1860, Duke of Devonshire menghadiahkan sebuah institut riset baru dalam bidang eksperimental kepada Universitas Camridge dan Maxwel terpilih sebagai ketua pertama. Laboratorium itu disebut Cavendish. Dari hasil penelitiannya, Maxwel kemudianmenghasilkan sebuah teori yang mengatakan bahwa gelombang elektromaknetis merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan kecepatan cahaya. Ketika gelombang ini dilepaskan dari keping metal pada induktor, kedua bola pada celah ressonator dihubungkan dengan bunga api. Untuk pertama kalinya gelombang elektro magnetis telah dibuat secara sistematis. Namun demikian, tidak semua ahli dan ilmuan yang percaya akan teori yang dikemukakan oleh Maxwel tersebut.
Hasil gambar untuk james clerk maxwell
Maxwell
Baru setelah sepuluh tahun Maxwel meninggal dunia, teorinya dibuktikan kebenarananya oleh seorang ahli fisika bangsa Jerman, Heinrich Hertz. Pada tahun 1887, Hertz menyusun suatu mesin induksi di salah satu sudut laboratoriumnya. Di sudut lainya, ia membuat suatu resonator, yang terbuat dari cincin kawat konduktor yang berbentuk bola dengan jarak celah kira-kira beberapa milimeter.


Hasil gambar untuk heinrich hertz
Hertz

c.       Peran David E. Hughes
Sebelumnya Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.





d.      Peran Guglielmo Marconi
Hasil gambar untuk Guglielmo Marconi
Marconi
Baru kemudian Guglielmo Marconi pada 1895, berhasil mengirim sinyal komunikasi radio dengan gelombang elektromagnet sejauh 1,5 km. Tahun 1901, sinyal dari perangkat radio Marconi mampu melintasi Samudera Atlantik dari Inggris ke Newfoundland, Kanada dan dunia inovasi radio mencatat nama Guglielmo Marconi, sebagai penemu radio.
e.       Peran Reginald Aubrey Fessenden
Namun dibalik semua ketenaran Marconi sebagai Penemu Radio, fisikawan kelahiran Kanada Reginald A. Fessenden-lah yang pertama kali mentransmisikan suara manusia via radio ketika pada 1906, ia berbica melalui radio dari Brant Rock, Massachusetts, AS, kepada kapal-kapal di lepas pantai Samudera Atlantik. Sejak itu radio terus berkembang makin sempurna, didukung oleh berbagai temuan secara bertahap.

f.       Peran John Ambrose Fleming & Dr. Lee De Forest
Hasil gambar untuk Edwin Howard Armstrong
Armstrong
John Ambrose Fleming pada tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan sebagai receiver nirkabel bagi teknologi radio ini. Para ilmuwan mengembangkan tabung hampa udara yang bisa melacak dan memperkuat sinyal radio. Penemu AS Dr. Lee De Forest mematenkan tabung elektron yang terdiri dari tiga elemen (triode audion) tahun 1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio. Tabung Audion yang diberi nama tabung Lee De Forest ini memungkinkan gelombang suara ditransmisikan melalui sistem komunikasi nirkabel. Namun, gelombang yang dipancarkannya masih terlalu lemah.

g.      Peran Edwin Howard Armstrong
Pada 1912 kemampuan penerimaan ini ditingkatkan lagi oleh Edwin Howard Armstrong yang menemukan penguat gelombang radio/radio amplifier. Alat ini bekerja menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari tabung. Dengan begitu kekuatan sinyal meningkat sebanyak 20.000 kali perdetik. Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat. Penemuan ini kemudian menjadi sangat penting dalam sistem komunikasi radio karena jauh lebih efisien.
Edwin Howard Armstrong dikenal sebagai penemu Frequency Modulation, yang biasa disingkat FM. Ia menemukan bahwa sinyal konstan dapat dengan mudah diambil, jika dibandingkan dengan frekuensi yang berfluktuasi. Jadi setiap transmisi radio bisa di fine-tuned dengan mudah, bahkan untuk orang biasa.





PERKEMBANGAN RADIO

Hasil gambar untuk radio jadul



- Tahun 1990 menandai satu kemajuan baru dalam teknologi perkembangan bentuk 
penyiaran keradioan dunia ketika pesawat  perekam pertama  yang bisa menangkap 
banyak frequency  lahir. Pada waktu ini juga, orang Jerman mulai tahun memanfaatkan  
keradioaan untuk melakukan bisnis ketika membangun  pos keradioaan  perdagangan 
tanpa kabel  pertama di pulau Borkum.

- Pada 1903, semua informasi tentang perang Rusia - Jepang telah disiarkan  melalui 
gelombang radio.

- Dari  acara- acara berita pendek dengan durasi yang terbatas, radio mencapai satu 
kemajuan baru pada 24 Desember 1906, kreator Reginald Fessenden melaksanakan 
program penyiaran pertama, menyiarkan kata penghantar, musik langsung dan musik 
rekaman. Meneruskan suksesnya dari progam ini, semua radio yang melayani para 
pendengar di banyak negara telah lahir, membantu rakyat di dunia bisa memantau berita 
dari kampung halamannya dan kawasan- kawasan lain di dunia.

- Dan satu tonggak penting ialah pada 13 Februari 1946, program penyiaran pertama dari 
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga disiarkan melalui gelombang radio, ini juga 
dianggap sebagai Hari Radio Dunia. Hari ini bertujuan meningkatkan kesedaran masa 
rakyat dan baan-badan komunikasi tentang peranan penting dari radio, menyemangarti 
penyusun kebijakan untuk membina dan meningkatkan kemampuan mendekati informasi, 
melalui radio, bersamaan  itu memperkuat konektivitas dan hubungan kerjasama antara 
badan-badan komunikasi.


RADIO DI ERA DIGITAL
Setelah mengalami perjalanan panjang radio sebagai media massa, sekarang ini radio sedang ditantang untuk bersaing di dunia yang semuanya sudah serba digital. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang pada akhirnya memunculkan internet, yang dapat dengan sangat mudah diakses oleh manusia, dapat mengancam eksistensi radio untuk diminati dan diakses oleh masyarakat. Internet memberikan kemudahan yang sangat besar bagi manusia untuk dapat memperoleh informasi dengan serba mudah, sehingga terdapat kemungkinan bahwa media massa konvensional akan ditinggalkan. 
Disinilah tantangan radio, yang lebih fokus kepada bagaimana industri-industri radio dapat bertahan di dalam persaingan media massa yang semakin ketat. Radio dituntut untuk memiliki inovasi-inovasi yang menarik perhatian audiens supaya tidak tertinggal.

Salah satu inovasi atau perkembangan radio di era tahun 90an ini adalah:
1. Pada bidang produksi siaran, sistem editing manual (menggunakan audio mixer yang dirancang khusus) kini berpindah ke sistem editing digital menggunakan perangkat personal computer dengan software bernama cool editing pro, raduga, sound force, dsb
2. Di bidang distribusi transmisi siaran, dari perangkat pemancaran di jalur terrestrial (AM/FM) berpindah ke jalur online (jalur “bebas frekuensi”).
Penyiaran audio bersistem digital (Digital Audio Broadcasting) merupakan bentuk penyiaran radio lewat internet (online radio) dan penyiaran melalui satelit.

Dua bentuk layanan radio online yaitu on demand dan livecasting.
1. Radio on Demand, menyiarkan file audio yang telah direkam sebelumnya.
2. Livecasting Radio, menyiarkan acara yang pada saat bersamaan bisa disimak user melalui situs radio setempat.
contoh: http://www.pramborsfm.com/
            http://www.bbc.co.uk/radio

Kendala pengembangan teknologi DAB di Indonesia adalah penggunanya masih sangat terbatas, bussines will dari industri dan juga pemerintah pun belum ada. DAB baru dianggap sebagai media pendukung model penyiaran terrestrial. Infrastruktur teknologi komunikasinya pun masih buruk, investasi untuk penyiaran online juga tinggi sedangkan pemasukan dari iklan minim.

Namun demikian, DAB juga memiliki keunggulan antara lain:
1. adanya bentuk pelayanan siaran berganda, jadi menu siaran tidak hanya bisa didengar namun juga bukti siarnya dapat didownload kapan saja (pendengar bisa mengakses sendiri).
2. adanya sifat interaktif, yang artinya dalam hal ini pendengar dapat berperan dalam banyak hal seperti memberi saran pada kotak suara yang tersedia pada situs radio, sebagai bentuk evaluasi.


RADIO DI INDONESIA

Perkembangan radio di Indonesia juga cukup pesat. Perkembangan penggunaan radio di Indonesia diawali pada tahun 1925 dengan didirikannya Solossche Radio Vereenging (SVR) oleh Mangkunegoro VII dan Sarsito Mangunkusumo di Surakarta. SVR dapat disebut sebagai pelopor pembangunan radio di Indonesia oleh orang Indonesia sendiri. Badan penyiaran radio saatitu bukan hanya SVR, ada BVR (Batavia Radio Vereenging), NIRMO (Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij), dan MAVRO (Mataramse Vereenging Voor Radio Omroep).
Lalu, atas usaha M. Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito Mangunkusumo didirikanlah PPRK (Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran) di Bandung tanggal 24 Maret 1937. Namun, pada masa pendudukan Jepang, perkembangan radio merosot karena semua radio siaran diarahkan untuk kepentingan militer Jepang. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat didengar lewat radio pada saat itu. Dan pada tanggal 11 September 1945, berdirilah RRI.

Sejak saat itu radio di Indonesia terus berkembang. Siaran-siaran radio semakin banyak. Program-program musik juga semakin sering didengarkan saat terjebak kemacetan. Radio pun dijadikan teman saat mengendarai mobil sendirian. Selain itu, radio juga menjadi sumber informasi lalu lintas yang cukup akurat dan cepat dalam penyampaiannya.

Secara singkat, perkembangan radio di Indonesia dapat diringkas dalam bentuk timeline dengan penjelasan sebagai berikut:




Tahun
Misi
Teknologi yang digunakan
1925-1940an
Alat perjuangan anti-kolonialisme Belanda, Jepang, dan Sekutu
Amatir/AM
1950-1960an
Alat mobilisasi ideology rezim otoriter orde lama dan orde baru
Amatir/AM
1970-1980an
Alat mobilisasi pembangunan, sarana bisnis, hiburan
Professional/FM, AM
1990-sekarang
Medium bisnis, hiburan, pencerahan publik, demokratisasi
AM, FM, internet-satelit, jaringan



RADIO PADA ERA KEMERDEKAAN INDONESIA

Pelopor radio pada era kemerdekaan Indonesia adalah Bung Tomo. Bung Tomo sangat berperan penting, karena Bung Tomo adalah orang yang mewacanakan kelahiran radio untuk memberitakan kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 sumber informasi masyarakat Indonesia adalah radio, karena hanya radio yang bisa mencapai pelosok pedalaman dan telivisi pada awal kemerdekaan hanya kalangan orang atas yang mempunyai telivisi.
Bung Tomo sempat mendirikan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) dan tersebar di seluruh Indonesia. Bung Tomo merupakan ketua dari bagian BPRI, sebagai ketua Bung Tomo sering mengumandangkan pidato bertema perjuangan melalui siaran radio yang telah diberi nama Radio Repoeblik Indonesia (RRI). Tetapi perjuangan yang dibuat oleh Bung Tomo tidak dapat persetujuan dari Menteri Penerangan Amir Sjarifuddin atas usulnya mendirikan stasiun radio khusus. Perjuangan yang dibuat oleh Bung Tomo tidak sampai disitu saja Bung Tomo pergi ke Surabaya untuk mendirikan ‘Radio Pemberontak’ yang pemancarnya masih meminjam oleh RRI Surabaya. Pada tanggal 16 oktober 1945 Bung Tomo menyiarkan pesan perjuangan yang berkata : "Kita ekstremis dan rakyat sekarang tidak percaya lagi pada ucapan-ucapan manis. Kita tidak percaya setiap gerakan (yang mereka lakukan) selama kemerdekaan Republik tetap tidak diakui! Kita akan menembak, kita akan mengalirkan darah siapa pun yang merintangi jalan kita! Kalau kita tidak diberi kemerdekaan sepenuhnya, kita akan menghancurkan gedung-gedung dan pabrik-pabrik imperialis dengan granat tangan dan dinamit yang kita miliki. Ribuan rakyat yang kelaparan, telanjang, dan dihina oleh kolonialis, akan menjalankan revolusi ini. Kita kaum ekstremis, kita yang memberontak dengan penuh semangat revolusi, bersama dengan rakyat Indonesia, yang pernah ditindas oleh penjajahan, lebih senang melihat Indonesia banjir darah dan tenggelam ke dasar samudera daripada dijajah sekali lagi! Tuhan akan melindungi kita! Merdeka!”. Tetapi cara yang dibuat oleh Bung Tomo tidak disukai Jakarta karena terlalu menghasut masyarakat untuk berperang dan melupakan jalan diplomasi. 



REFERENSI:

Armando, Adi. (2011). Televisi Jakarta di Atas Indonesia. Yogyakarta: Bentang

Masduki. (2004).  Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS

Bakthiar, Saiful. (2006). Cara Gampang Jadi Penyiar RADIO. Yogyakarta: Indonesia Cerdas
Montana. (2015). Perkembangan Radio di Indonesia. Artikel: Institut Komunikasi Indonesia Baru
http://www.academia.edu/6010805/SEJARAH_PENEMUAN_RADIO
http://vovworld.vn/id-id/Kotak-Surat-Anda/Sejarah-pembentukan-dan-perkembangan-radio-di-dunia/135613.vov